C.RONALDO
Nama lengkap
: Cristiano
Ronaldo dos Santos Aveiro
Tempat tanggal lahir
: Funchal,
Madeira, Portugal, 5 Februari 1985
Tinggi badan
: 1.86 m (6 ft 1 in)
Posisi bermain
: Sayap kanan, Penyerang
Main di klub
: Real madrid
Main di tim nasional
: Portugal
Nomor punggung
: 7
Nama Ayah
: José Dinis Aveiro
Nama ibu
: Maria Dolores
NAma saudara
:
kakak laki-laki bernama Hugo, dan dua kakak perempuan, Elma dan Liliana Cátia
Di
ujung jalan tempat si pemain sepakbola itu tinggal, terdapat sebuah
halaman kosong yang dipenuhi semak belukar, lapangan sepakbola
5-a-side, dan sebuah bar. Bukan hal yang janggal ada fans yang
jauh-jauh datang ke sini dan untuk sedikit euro supir taksi bersedia
memberikan tur kecil ke tempat dia lahir, dibesarkan, bersekolak, kali
pertama bermain sepakbola. Dalam bayangan kolektif masyarakat Portugal
dia sosok yang menarik minat pengunjung ke Madeira selayaknya Winston
Churchill, Ratu Elisabeth Sissi dari Austria, Raja Charles I dari
Austria, George Bernard Shaw, penulis puisi Rilke, Christopher
Columbus, dan Napoleon.
Madeira adalah sebuah gugus pulau
di Samudera Atlantis yang berjarak 860 kilometer dari Lisbon, terdiri
dari dua pulau berpenghuni, Madeira dan Porto Santo, dan tiga pulau
kecil tak berpenghuni. Kepulauan ini dipuji sebagai "taman Atlantis"
dan terletak di atas batu vulkanik sepanjang 57 kilometer dan selebar
22 kilometer. Pegunungan menjulang dengan ketinggian 1.862 meter dengan
puncak tertinggi Pico Ruivo. Ibuota kepulauan, Funchal, berpopulasi
110 ribu jiwa.
Di tempat ini lah Cristiano lahir, pada
pukul 10:20 Selasa 5 Februari di Rumah Sakit Cruz de Carvalho.
Panjangnya 52 centimeter saat lahir dan beratnya hampir empat kilogram.
Anak keempat pasangan Maria Dolores dos Santos dan Jose Dinis Aveiro,
adik dari Hugo, Elma, dan Katia. Kehamilan Dolores tidak direncanakan
dan hanya berselang 18 bulan dari Katia. Sekarang, muncul masalah dalam
pemberian nama.
"Adik saya, yang sedang bekerja di panti
asuhan saat itu, bilang kalau dia laki-laki kami bisa memberinya nama
Cristiano," kenang Dolores. "Saya pikir itu pilihan bagus. Saya dan
suami menyukai nama Ronaldo, sesuai dengan Ronald Reagan. Adik saya
memilih Cristiano dan kami Ronaldo."
Cristiano Ronaldo dos
Santos Aveiro dibaptis di gereja Santo Antonio tepat pada hari
terjadinya pertandingan sepakbola. Di waktu senggang, Jose Dinis
bekerja sebagai petugas perlengkapan untuk klub amatir CF Andorinha di
Santo Antonio. Dia meminta kapten tim Fernao Barros Sousa untuk menjadi
ayah baptis bayinya yang baru lahir. Seremoni direncanakan pukul 6
petang, setelah pertandingan Andorinha melawan Ribeiras Bravas pukul 4
sore.
Pendeta Antonio Rodriguez Rebola mulai gugup. Dia
sudah selesai membaptis anak-anak lainnya dan belum ada tanda-tanda
kehadiran ayah maupun ayah baptisnya. Dolores dan calon ibu baptis
mulai mengelilinginya mencoba menenangkan pendeta. Akhirnya Fernao dan
Dinis tiba, setengah jam terlambat, dan akhirnya seremonis bisa
dilakukan.
Foto-foto pertama di album keluarga
menunjukkan bayi Cristiano, dengan mata lebar menatap tepat ke arah
kamera, mengenakan baju berwarna biru dan putih serta sepatu putih,
dengan gelang emas di kedua pergelangan tangan, cincin emas, dan rantai
salib panjang di lehernya. Begitu tumbuh besar, foto-foto
memperlihatkan rambutnya menjadi sedikit ikal dan senyumnya "bolong"
karena gigi depannya menghilang.
Dinis seorang tukang
kebun di balai kota, sedangkan Dolores bekerja keras sebagai juru masak
sehingga dia bisa memberikan makanan kepada anak-anaknya. Seperti
ribuan warga Portugal lain, Dolores pernah beremigrasi ke Prancis saat
berusia 20 tahun untuk menghabiskan waktu membersihkan rumah selama
tiga bulan. Sang suami tadinya berniat bergabung, tapi ketika dia gagal
berangkat, sang istri pulang. Mereka sudah memiliki dua anak saat itu.
Hidup
tidak mudah bagi keluarga Aveiro, sulit bagi siapa pun yang tinggal
jauh dari industri hotel mewah yang mengerumuni kawasan pantai. Rumah
kecil itu menampung enam orang anggota keluarga dan setiap kali badai
menerjang, rumah bolong-bolong di banyak tempat. Dolores mengumpulkan
batu bata dan mortir dari balai kota untuk mengatasi masalah itu.
Tapi
hari ini, Cristiano mengenang masa kecilnya dengan penuh bahagia. Saat
dua tiga tahun, bermain di halaman atau jalan Lombinho, dia menemukan
sahabat terbaiknya, bola sepak.
"Suatu Natal saya
memberinya mobil-mobilan dengan remote control, berpikiran itu akan
digemarinya," kenang sang ayah baptis, Fernao Sousa, "tapi dia lebih
memilih bermain dengan bola. Dia tidur dengan bola, tak pernah lepas
dari sisinya. Selalu ada di tangannya, ke mana pun dia pergi, bola itu
bersamanya."