MESUT OZIL
Özil bermain untuk Arsenal di 2013
|
Informasi pribadi |
Nama lengkap |
Mesut Özil[1] |
Tanggal lahir |
15 Oktober 1988 (umur 27) |
Tempat lahir |
Gelsenkirchen, Jerman Barat |
Tinggi |
1.81 m (5 ft 11 in)[2][3] |
Posisi bermain |
Gelandang serang |
Informasi klub |
Klub saat ini |
Arsenal |
Nomor |
11 |
Karier junior |
1995–1998 |
Westfalia 04 Gelsenkirchen |
1998–1999 |
Teutonia Schalke-Nord |
1999–2000 |
Falke Gelsenkirchen |
2000–2005 |
Rot-Weiss Essen |
2005–2006 |
Schalke 04 |
Karier senior* |
Tahun |
Tim |
Tampil |
(Gol) |
2006–2008 |
Schalke 04 |
30 |
(0) |
2008–2010 |
Werder Bremen |
71 |
(13) |
2010–2013 |
Real Madrid |
105 |
(19) |
2013– |
Arsenal |
83 |
(15) |
Tim nasional‡ |
2006–2007 |
Jerman U-18 |
11 |
(4) |
2007–2009 |
Jerman U-21 |
16 |
(5) |
2009– |
Jerman = 72 |
|
(19) |
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik dan akurat per 19:43, 15 Mei 2016 (UTC).
‡ Penampilan dan gol di tim nasional
akurat per 23:42, 29 Maret 2016 (UTC |
Terlahir sebagai seorang muslim dan dibesarkan di lingkungan muslim
yang taat di Turki, Ozil pun tumbuh juga sebagai seorang muslim yang
baik. Ozil memang dikenal sebagai pesepakbola yang alim dan taat
beribadah. Lihat saja bagaimana ia tidak pernah melupakan ritual sholat
dan mengaji sebelum bertanding. Bahkan di lapangan sebelum pertandingan
dimulai pun, ia tidak pernah lupa menengadahkan tangan tanda berdoa.
Sejak
2007 Özil secara resmi menanggalkan kewarganegaraan Turki dan beralih
menjadi Jerman. Meski tim nasional Turki menuntut kembalinya ‘si anak
hilang’. Buat Turki, memperjuangkan Özil bukan hanya berharga dari segi
olahraga, tapi juga gengsi. Hanya saja perhimpunan sepakbola Jerman DFB
enggan melepas gelandang tengah yang kala itu masih berusia 18 tahun.
“Kami
akan melakukan semuanya agar dia dapat bermain untuk kami,” papar
pelatih nasional Turki waktu itu, Fatih Terim, yang senang melontarkan
pernyataan tajam dengan cara menyindir tentang urusan dalam negeri. Özil
pada waktu itu bermain untuk Jerman dalam pertandingan persahabatan dan
secara teoretis, dia juga dapat bermain untuk Turki. Baru setelah
pertandingan resmi – yaitu kualifikasi Piala Eropa atau pertandingan
Piala Dunia – seorang pemain tidak lagi dapat berganti tim nasional.
Özil pun jual mahal.
Sering tertangkap kamera tengah menengadahkan
tangan berdoa sebelum memulai pertandingan, gelandang serang asal
Jerman, Mesut Ozil, sering dinilai sebagai muslim yang taat. Banyak
cerita yang terangkat dari ritual yang dilakukan lelaki kelahiran,
Turki, 15 Oktober 1988 itu.
Ozil mengaku kekuatannya datang dari
setiap pengharapannya kepada Allah SWT yang dipanjatkannya sebelum
pertandingan. “Saya selalu memohon pada Allah untuk memberikan saya
keberhasilan. Itulah resep sukses saya selama ini,” ucapnya.
Ozil
berasal dari keluarga Muslim taat asal Turki yang menjadi imigran di
negara Jerman. Ajaran Islam dari keluarganya membuat dia tumbuh menjadi
muslim yang tetap menjalankan perintah agama meski dia hidup di
lingkungan yang jauh dari Islam.
Selain kebiasaannya berdoa
sebelum pertandingan, dia juga selalu salat dan membaca Al Quran.
Kegemarannya membaca Al Quran sudah jadi pengetahuan umum teman-teman di
klub atau di tim nasional.
Tidak hanya itu. Saat bulan Ramadan,
Ozil tetap menjalankan ibadah puasa. Meski, pada Ramadan tahun 2014
lalu, saat tim nasional (timnas) Jerman sudah masuk babak 16 besar Piala
Dunia, Ozil mengaku tidak berpuasa. Alasannya, dia harus melakukan
latihan intensif karena pertandingan sudah masuk tahap kritis dan
menentukan.
“Ramadan akan dimulai akhir pekan ini, tapi saya tidak
akan ikut berpuasa dulu karena saya harus bermain sepakbola,” kata Ozil
dikutip dari laman Dawn.com, Juni lalu.
Ozil yang kini
memperkuat klub Liga Premier Inggris, Arsenal, dinilai sebagai salah
satu pemain handal. Meski tidak begitu banyak gol yang dihasilkannya,
tetapi peran dia sebagai gelandang serang tak terbantahkan. Ia kerap
memberikan umpan bola-bola matang yang membantu rekannya untuk membobol
gawang lawan. Kemampuan ini membawanya ke puncak popularitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar